-->
10 PRINSIP DASAR pola tanam SRI (System of Rice Intensification)

10 PRINSIP DASAR pola tanam SRI (System of Rice Intensification)

SRI atau System of Rice Intensification adalah teknik budidaya tanaman padi yang menekankan pada pengelolaan dalam budidaya baik itu pengelolaan tanah, air dan unsur hara yang diberikan, menurut sebuah artikel Metode SRI (System of Rice Intensification) pertama kali ditemukan oleh seorang pendeta yang bernama Henri de Laulanie sekitar tahun 1983 di Madagaskar atas dasar kepedulian terhadap kondisi petani yang memperoleh hasil produksiny tidak berkembang.


SRI (System of Rice Intensification)
SRI (System of Rice Intensification) atau saya sering menyebutnya dengan metode budidaya Sabar, Ridho dan ikhlas, karena didalam metode SRI hal yang sangat diperlukan yaitu intensif atau teknik budidaya yang bersungguh-sungguh yang memerlukan kesabaran dan ke ikhlasan yang tinggi.hehehe..

Ada beberapa prisip dasar dalam teknik metode pola tanam SRI (System of Rice Intensification), diantaranya sebagai berikut,

1. Pengelolaan tanah

Pengelolaan tanah dalam teknik metode SRI (System of Rice Intensification) ini meliputi pemberian bahan-bahan organik, seperti pupuk kompos, kotoran hewan, bokashi dan lain-lain karen dalam metode SRI (System of Rice Intensification) mengutamakan kesuburan tanah dan mengembalikan tekstur dan struktur dalam tanah. kebutuhan bahan bahan organik dalam metode ini sekitar 5 sampai 7 ton perhektar

2. Perlakuan benih dan penggunaan benih bermutu

Untuk meningkatkan hasil produktivitas padi hal yang harus diperhatikan salahsatunya adalah benih yang bermutu atau benih yang berlabel, sama halnya dengan metode SRI (System of Rice Intensification), metode ini sangat dianjurkan menggunakan benih bermutu namun yang membedakan dalam metode ini adalah perlu adanya perlakuan benih atau seleksi benih, seperti contoh sederhana dengan dilakukan seleksi benih menggunakan larutan garam dan telur


3. Tanam bibit muda

Tanam bibit muda menjadi faktor utama dalam membedakan metode budidaya SRI (System of Rice Intensification) dengan sitem metode tanam budidaya lainnya. dalam metode ini penanaman bibit dilakukan pada umur bibit sekitar 7 sampai 10 hari atau paling telat pada umur bibit 14 hari setelah masa persemaian.

4. Model persemaian kering

Persemaian SRI (System of Rice Intensification)
Persemaian dalam metode pola tanam SRI (System of Rice Intensification) tidak berada dalam arel petakan sawah melainkan persemaian dilakukan didalam nampan atau dalam tanah kering dengan perbandingan komposisi persemaian 1:1:1 yakni antara tanah, organik dan arang sekam.

5. Tanam dangkal

Metode SRI (System of Rice Intensification) mengutamakan penanaman dengan cara dangkal dimaksudkan agar perakaran pada benih bisa berkembang lebih cepat, kedalaman penanaman dalam metode SRI (System of Rice Intensification) ini sekitar 1-3 cm saja.

6. Jarak tanam

Jarak tanam dalam SRI (System of Rice Intensification) cukup lebar jika dibandingkan dengan jarak tanam padi pada umumnya yang hanya 25 cm x 25 cm, sedangkan dalam metode SRI menggunakan jarak tanam 30cmx30cm, 40x40cm bahkan bisa mencapai 50x50cm. tujuan jarak tanam yang lebar yakni untuk menghindari persaingan unsurhara dan lebih memberikan ruang untuk pertumbuhan akar serta merangsang pertumbuhan anakan.

7. Pengelolaan air intermiten

Pengelolaan air secara intermiten menjadi kunci dari metode pola tanam SRI (System of Rice Intensification) karena dengan pengelolaan air bisa memberikan oksigen pada mikroba-mikroba yang menguntungkan bagi tanaman dan memberikan pernafasan pada perakaran sehingga perakaran bisa menarik oksigen didalam tanah, pengairan metode SRI secara pasang surut dan jangan dilakukan penggenangan dengan waktu yang lama.

8. Penyiangan dilakukan secara teratur

Dengan pengelolaan air secara intermiten secara tidaklangsung ikut merangsang pertumbuhan gulma pada areal sawah sehingga diperlukan penyiangan, penyiangan dalam metode SRI (System of Rice Intensification) sekurangnya dilakukan sebanyak 4 kali, yakni pada umur tanaman 10 HST, 20 HST, 30 HST dan 40 HST, penyiangan dilakukan dengan menggunakan alat gasrok atau gasrokan


9. Hindari penggunaan pestisida kimia

Penggunaan pestisida kimia akan menghambat perkembangan atau bahkan akan membunuh mikroba yang menguntungkan bagi tanaman sehingga diupayakan hindari penggunaan pestisida secara berlebihan, jika harus menggunakan pestisida kimia diusahakan sesuai anjuran dan sesuai ambang batas serangan OPT pada tanaman

10. MOL (Mikro Organisme lokal) dan Pesnab (Pestisida Nabati)

Dalam metode budidaya tanaman padi dengan cara SRI (System of Rice Intensification) yang menitikberatkan pada pola tanam organik, maka untuk pemupukan sangat dianjurkan menggunakan MOL atau Mikro organisme lokal dan untuk pengendalian OPT bisa dengan menggunakan Pesnab atau pestisida Nabati


Demikian artikel tentang 10 PRINSIP DASAR pola tanam SRI (System of Rice Intensification), semoga bisa menambah pengetahuan tentang budidaya tanaman padi, selamat mencoba.
Advertisement

Baca juga:

Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

No comments